Senin, 19 Oktober 2015

Emosi dan Perilaku













BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Remaja berada pada periode yang banyak mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut dengan penyesuaian diri terhadap tuntutan lingkungan dan masyarakat serta orang dewasa. Kematangan hormon seks yang ditandai dengan datangnya menstruasi bagi remaja putri dan keluarnya mani melalui mimpi basah pada remaja putra dapat menimbulkan kebingungan dan perasaan cemas, khususnya apabila mereka belum disiapkan untuk menyikapi peristiwa tersebut secara positif. Begitu juga perubahan yang dialami tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan dan hubungan sosial remaja. Para remaja mulai tertarik pada lawan jenis, ketertarikan ini disatu sisi dapat menimbulkan konflik dalam diri mereka karena muncul perasaan malu, kurang percaya diri, dan kebingungan dalam penyesuaian diri agar bertingkah laku seperti diinginkan orang dewasa.
Kecenderungan tingginya gejolak emosi remaja perlu dipahami oleh pendidik, khususnya orang tua dan guru. Untuk itu perlu dihindari hal-hal yang dapat menimbulkan emosi negatif seperti marah, kecewa, sedih yang mendalam, frustasi, cemas, dan lain-lain.selain itu masalah perilaku juga perlu dibahas. Sebagai manusia yang telah dikaruniai otak adan alat indera, sebaiknya kita dapat mempelajari apa saja yang dilakukan dengan manusia melalui perilaunya.
Dengan mempelajari emosi dan perilaku kita sebagai seorang pendidik dapat mengenali emosi diri sendiri, sehingga dapat meningkatkan emosi positif dalam diri sendiri dan peserta didik, dan meminimalkan atau mengendalikan emosi-emosi anak didik yang perlu dikembangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa  yang dimaksud dengan emosi dan perilaku?
2. Apa saja jenis emosi dan domain perilaku?
3. Apa saja faktor yang timbulnya emosi?
4. Bagaimana upaya orang tua dan guru dalam mengembangkan emosi remaja?









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Emosi dan Perilaku
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang mewarnai tingkah laku. Emosi juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, marah, muak, haru, cinta, dan sejenisnya. Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan dan surut dalam waktu yang singkat. Hathersall (1985) merumuskan pengertian emosi sebagai suatu psikologis yang merupakan pengalaman subyektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Misalnya seorang remaja yang sedang marah memperlihatkan muka merah, wajah seram, dan postur tubuh menegang, bertingkah laku menendang atau menyerang, serta jantung berdenyut cepat. English and English (Syamsu Yusuf, 2003) menyebut emosi ini sebagai “A complex feeling state accompanied by characteristic motor and grandular activities”. Sedangkan menurut William James (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh.
Dari pengertian emosi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa emosi merupakan reaksi psikologi seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu tindakan, misalnya menangis, marah, benci, takut, sedih, haru, cinta, muak, bahagia dan lain-lain.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari amnusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, dan sebagaunya.dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,2003). Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

B.     Jenis Emosi dan Domain Perilaku

Crider dan kawan-kawan (1983) mengemukakan dua jenis emosi, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya. Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya. Emosi positif adalah emosi yang harus dipupuk dan dikembangkan, sedangkan emosi negatif hendaklah diminimalkan atau dikendalikan sehingga ekspresinya tidak meledak-ledak.
            Selanjutnya tentang domain perilaku. Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003) membagi perilaku itu dalam tiga domain (ranah atau kawasan) meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengukur hasil ketiga domain itu diukur dari:
1. Pengetahuan adalah hasil dari tahu. Ini terjadi setelah sesorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang:
a. faktor internal, misalnya intelegensi, minat, kondisi fisik.
b. faktor internal, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.
c.faktor pendekatan belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran.
2.  Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:
       a. kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.
       b. kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
       c. kecenderungan untuk bertindak.
3. Praktik  atau tindakan adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikpa menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan. Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan: persepsi, respon terpimpin,dan mekanisme.
4. Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Menurut Roger (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebur terjadi proses baru yakni: kesadaran dan  tertarik.[1]


C.     Faktor Timbulnya Emosi
1.      Faktor Internal
Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Mereka merasa tidak puas, benci terhadap diri sendiri dan tidak bahagia. Adapun gangguan emosi yang mereka alami antara lain adalah:
a.    Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian terhadap apa yang mereka alami.
b.   Merasa dibenci, disia-siakan, tidak mengerti dan tidak diterima oleh siapapun termasuk orang tua mereka.
c.    Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina serta dipatahkan dari pada disokong, disayangi dan ditanggapi, khususnya ide-ide mereka.
d.   Merasa tidak mampu atau bodoh.
e.    Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti sering bertengkar, kasar, pemarah, cerewet dan bercerai.
f.    Merasa menderita karena iri terhadap saudara karena disikapi dan dibedakan secara tidak adil.
2.      Faktor eksternal
Menurut Hurlock (1980) dan Cole (1963) faktor yang mempengaruhi emosi negatif adalah berikut ini.
a.    Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.
b.   Apabila dirintangi, anak membina keakraban dengan lawan jenis.
c.    Terlalu banyak dirintangi dari pada disokong, misalnya mereka lebih banyak disalahkan, dikritik oleh orang tua atau guru, akan cenderung menjadi marah dan mengekspresikannya dengan cara menentang keinginan orang tua, mencaci maki guru, atau masuk geng dan bertindak merusak (destruktif).
d.   Disikapi secara tidak adil oleh orang tua, misalnya dengan cara membandingkan dengan saudaranya yang lebih berprestasi dan lainnya.
e.    Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua padahal orang tua mampu.
f.    Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut untuk patuh, banyak dicela, dihukum dan dihina.

D.    Upaya Orang Tua dan Guru Mengembangkan Emosi Remaja
Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negative. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah berikut ini.
1.      Berpikir positif dalam arti mencoba melihat peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
2.      Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan sendiri.
3.      Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
4.      Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri; mereka dapat merasakannya.
5.      Bersabar dan menjadi pemaaf. Menghadapi sesuatu dengan sabar dan kalu orang lain bertindak tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan, mereka akan berusaha memaafkannya.
6.      Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang pada mulanya memicu permunculan emosi negatif.
Oleh sebab itu, untuk membantu mengembangkan emosi positif dalam diri siswa/anak, baik orang tua maupun guru hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut.
1.      Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person) hendaknya dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak meledak-ledak.
2.      Adanya program latihan beremosi baik di sekolah maupun dalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3.      Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif, dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik.





















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Emosi merupakan reaksi psikologi seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu tindakan, misalnya menangis, marah, benci, takut, sedih, haru, cinta, muak, bahagia dan lain-lain. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari amnusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, dan sebagaunya.dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (notoatmodjo,2003).
Jenis emosi, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Menurut bloom, seperti dikutip notoatmodjo (2003) membagi perilaku itu dalam tiga domain (ranah atau kawasan) meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Faktor timbulnya emosi yaitu internal dan eksternal.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar